Polisi tidak terpancing oleh ”pengakuan” Noordin M. Top di situs http://mediaislam-bushro.blogspot.com. Aparat tidak ingin konsentrasi penyidikan yang hampir tuntas terganggu akibat adanya pengakuan itu. “Kami masih cek dulu. Tapi, kalaupun nanti hasilnya palsu, itu jelas bisa dipidana,” ujar Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Sulistyo Ishak kepada wartawan di Mabes Polri kemarin.
Pengakuan ala Noordin itu hingga tadi malam masih bisa diakses. Sampai pukul 23.00 WIB, tercatat sudah 450 komentar yang menanggapi situs itu. Pernyataan di internet itu menyebut aksi bom bunuh diri (amal isytihadiyah) itu dilakukan sebagai pembalasan atas aksi Amerika Serikat di negeri Islam.
Mereka juga menyebut serangan itu untuk melindungi kepentingan nasional. “Agar ummat ini mengetahui bahwasanya Amerika, khususnya orang-orang yang berkumpul dalam majlis itu, mereka adalah para pentolan bisnisman dan intelijen di dalam bagian ekonomi Amerika,” tulis situs itu dengan jenis huruf Times New Roman ukuran 18. Tulisan JW Marriott ditulis JW Marriot (dengan satu huruf t).
Saat serangan terjadi, di JW Marriott memang sedang berlangsung acara sarapan rutin para CEO perusahaan tambang dan energi. Di antaranya, Timothy Mackay, CEO PT Holcim Indonesia, salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia; Kevin S. Moore, general manager Husky Oil North Sumbawa Ltd; dan Gary Ford, presiden direktur Anadarko Indonesia Company. Anadarko Petroleum Corporation adalah salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia.
Ikut juga dalam acara itu warga Australia yang berprofesi sebagai praktisi sumber daya energi dan tambang. Mereka adalah Nathan Verity dan Garth McEvoy, commercial manager Thiess Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.
Kemudian serangan di Ritz-Carlton dilakukan dengan alasan agar umat Islam tidak memberikan wala’ (loyalitas) kepada Manchester United, klub sepak bola terkenal asal Inggris, yang rencananya menginap di hotel itu. Nama Ritz-Carlton di situs itu ditulis salah, Rizt Carlton. Tulisan Manchester United juga ditulis salah, Mancester United.
Menurut Wakadiv Humas Brigjen Sulistyo, polisi tidak akan terjebak pada pengakuan di internet. “Kita berangkat berdasar fakta di lapangan, tidak berdasar katanya-katanya orang atau yang mengaku-aku,” ujarnya. Dia menyesalkan pembuat blog gratisan itu menggunakan ayat-ayat Alquran.
“Saya juga Islam, tapi tidak setuju dengan aksi teror itu. Jelas dilarang agama,” katanya. Karena itu, tim cyber crime Mabes Polri segera diperintahkan melacaknya. “Hasilnya dalam satu dua hari akan kelihatan,” jelasnya.
Munculnya website itu mengulang kasus munculnya www.al-anshar.net yang beredar setelah peledakan bom Bali II 2005. Pembuatnya, Abdul Azis, divonis delapan tahun penjara oleh PN Denpasar pada 2006 lalu. Abdul Azis mengaku disuruh Noordin M. Top membuat situs dan mengirimkannya ke kantor berita Al Jazeera.
Pengamat telematika Roy Suryo menilai situs itu buatan orang iseng. “Dia mengail di air keruh,” kata Roy tadi malam. Alumnus Fisipol UGM itu berjanji membantu polisi menelusuri pembuatnya. “Jika diminta penyidik, saya siap membantu,” tuturnya.
Dia menyebut pelacakan terhadap blog gratisan bisa cepat, namun tidak serta merta bisa menunjuk pelakunya. “Dibuat di mana saja bisa. Tidak perlu pesan server atau hosting situs,” katanya.
Mantan Amir JI Abu Rusdan juga meragukan klaim pengeboman yang diungkapkan melalui media internet itu. “Saya kira tidak akan sevulgar itu. Kalau memang mereka bermaksud jihad, tentu tidak seperti itu,” katanya.
Apalagi, lanjut Abu Rusdan, polisi hingga kini belum secara terbuka menyebut otak di balik peledakan bom Marriott. “Ini ada kesan menyudutkan sekelompok orang. Biarlah investigasi dulu berjalan. Jangan mudah percaya atau terhasut dengan situs-situs seperti itu,” ujarnya berpesan.
Sekjen Forum Umat Islam Muhammad Al Khathath menilai situs internet itu dibuat untuk menstigmakan Islam dengan terorisme. “Umat Islam jangan percaya. Itu jelas-jelas ada pihak luar yang menunggangi isu,” katanya dalam jumpa pers khusus di Jakarta sore kemarin.
Khathath secara tegas menyebut aksi terorisme bukan bagian dari perjuangan umat Islam. “Ada opini yang digiring sehingga masyarakat antipati dengan kata-kata jihad. Padahal, jihad itu mulia dan wajib,” katanya.
Peneliti terorisme dari Research Center for Terrorism and Security (React) Rakyan Adibrata menilai situs-situs seperti itu dibuat untuk mengecoh penyelidikan polisi. “Konsepnya dibuat seolah-olah sama dengan Al Qaidah internasional. Padahal, Noordin tidak punya koneksi langsung ke jaringan tanzhim Al Qaidah di Afghanistan itu,” katanya.
Rakyan yang pernah meriset kelompok teroris di Eropa menyebut pembuat website itu sebagai aktor pengabur kasus (false flag). “Misalnya begini. Dia membuat situs internet itu di sebuah warnet di dekat pondok Ngruki, Solo. Lalu dia memakai kereta Pramex ke Jogjakarta, dan terbang kembali ke Jakarta. Jika nanti terlacak, orang akan menstigma Ngruki sebagai basis teroris,” katanya.
Karena itu, dia meminta polisi jeli melihat website itu. “Siapa yang paling diuntungkan dengan situs internet itu. Apakah Noordin atau pihak lain,” katanya.
Di bagian lain, pengejaran Densus 88 terhadap sejumlah orang yang diduga terkait kasus bom Marriott terus berlanjut. “Sudah 11 orang yang dimintai keterangan,” kata sumber Jawa Pos di Mabes Polri tersebut.
Sebelas orang itu diperiksa secara terpisah. “Ada yang di Kuningan, ada yang di Depok, ada yang di Cilacap, ada yang di Temanggung,” katanya menolak merinci nama-nama yang diperiksa.
Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri seusai melantik Kapolda Bali dan gubernur PTIK menolak membeber kemajuan penyelidikan kasus bom. “Insya Allah, insya Allah, doakan, insya Allah,” ujarnya.
Bahan Bom dari Pasuruhan
Ahmad Yani, pria yang diduga menyuplai bahan peledak, ditengarai sebagai orang penting dalam jaringan Noordin M. Top. Bahan-bahan bom yang terkubur di bekas kolam di belakang rumah Baridin, mertua Noordin, menunjukkan adanya kaitan dengan posisi Yani.
Kabarnya, pria asal Desa Planjan, Kecamatan Kesugihan, tersebut sudah dibekali ilmu merakit bahan bom. Yani sangat menguasai cara mendapatkan dan menyimpan bahan-bahan peledak itu. Ada dugaan bahwa material bom yang ditemukan di Pasuruhan, Cilacap, merupakan bahan-bahan yang dipakai untuk meledakkan JW Marriott dan Ritz-Carlton.
Sejumlah warga Desa Planjan mengenal Yani sebagai anak pensiunan guru. Dia menikah dengan Titi A., wanita asal Purwokerto. “Yang kami dengar, Pak Yani kerap mengaji di Kroya, namun mengajinya di mana kami tidak tahu,” ungkap salah seorang warga.
Ketua RT 2 RW 6 Muksin mengakui, sejak kembali menempati rumah pemberian orang tuanya, Yani belum pernah secara resmi mengajukan surat pindah. Bahkan, secara administrasi, dia juga belum masuk menjadi warga RT setempat.
“Dia memang pernah melapor ke RT bahwa dia ingin kembali tinggal di Tlaga Wungu, namun sampai sekarang belum pernah setor KTP atau surat pindah,” jelas Muksin. (rdl/noe/aan/yan/jpnn/iro)
Sumber : www.jawapos.co.id
DAFTAR ISI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment